Selasa, 06 Maret 2018

Kisah Kaktus Temukan Panggilannya

Alkisah ada sebatang pohon kaktus yang tumbuh bertahun-tahun di padang gurun. Sejak kecil, ia harus menumbuhkan akarnya kuat-kuat agar batangnya tetap kokoh menghadapi badai gurun dan panasnya pasir. Juga supaya ia mampu menjangkau air yang langka dan menyimpannya dalam tubuhnya. Batang tubuhnya pun menjadi besar dan gembung berisi air, membuatnya merasa tidak menarik. Kaktus ini menyesali keberadaan dirinya. Ia merasa tidak berguna dan Tuhan telah salah menciptakannya. Ia selalu membandingkan dirinya dengan satu tanaman lain, yaitu padi. Yang hidupnya berlimpah air dan terus disirami petani. Bulir-bulirnya pun senantiasa dinantikan banyak orang. Bagi Kaktus, tujuan Tuhan menciptakan padi sangat jelas, tetapi tidak dengan dirinya. Semakin hari hatinya semakin tawar karena tidak ada hal baik yang bisa ditemukannya dalam dirinya.


Hingga suatu hari, badai pasir melanda gurun itu. Di dekat kaktus itu, seseorang tampak sangat kesusahan. Tiupan angin membuat unta-untanya mulai terseret mengikuti arus angin. Dengan susah payah, orang itu mengikatkan tali unta-untanya di batang tubuhnya. Kemudian, badai pun berlalu. Orang itu dan unta-untanya selamat. Setelah itu, orang tersebut menoreh batang tubuhnya supaya air keluar, sehingga ia memiliki bekal air yang cukup untuk sampai di kota terdekat.


Ada suatu perasaan bahagia, haru dan sukacita saat dirinya bisa menolong orang tersebut dan unta-untanya dengan apa yang dimilikinya. Saat Tuhan berbisik padanya, air matanya pun mengalir, “Hari ini, kamu menemukan panggilan hidupmu. Kamu berhasil menjadi kuat, kokoh dan siap menghidupi panggilan itu. Rancangan-Ku tidak pernah salah. Jadilah seperti apa yang Aku rancangkan, maka hidupmu akan menjadi penuh arti. Selamat berjuang, Kaktus kecil-Ku. Kekuatan-Ku akan menyertai sampai garis akhir!”. Kata-kata semangat yang Tuhan ucapkan kepada Kaktus membuatnya menjadi lebih kuat dan percaya bahwa dia diciptakan bukan hanya sebagai pajangan di dunia tapi memiliki tugas yang LUAR BIASA.


Kata-kata yang Tuhan katakan kepada kaktus juga tertuju kepada saudara dan saya. Jangan pernah kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Yeah walaupun saya juga sering tanpa sadar minder dengan orang lain apa yang mereka miliki dan bisa lakukan. But, sekarang saya mulai belajar bahwa kita diciptakan Tuhan berbeda-beda memiliki keunikan tersendiri, dan memiliki panggilan "tujuan hidup" yang berbeda. Apapun kondisi kita, bagaimanapun keadaan kita, yakinlah satu hal bahwa kamu itu UNIK dan kamu itu sedang dipersiapkan oleh Tuhan dengan suatu pekerjaan yang besar, yang HANYA SAUDARA yang BISA melakukannya bukan orang lain. Karena Sang Pencipta memiliki rancangan-rancangan bagi setiap kita berbeda dengan yang lain. Dan ingatlah bahwa Saya dan Saudara itu ISTIMEWA  "UNIK" dan BERHARGA di MATA-NYA.


Jangan MINDER, jangan IRI hati, jangan mengeluh, tetaplah BERSYUKUR  apapun kondisimu "pahit, manis, asem, asin" , jadilah KUAT dan KOKOH walaupun badai hidup menerpa, tetap lakukan yang terbaik dan selalu berpikir POSITIF kepada Tuhan.


Picture : https://board.postjung.com/784234.html
Source : https://gbika.org/site/terima-kasih-tuhan-aku-istimewa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar